Nama Bengkulu diambil dari kisah perang melawan
orang Aceh yang datang hendak melamar Putri
Gading Cempaka, yaitu Soak Ratu Agung Raja Sungai Serut Akan tetapi
lamaran tersebut ditolak sehingga menimbulkan perang. Suku Soak Dalam, adalah
saudara kandung Putri Gading Cempaka yang menggantikan Raja Sungai Serut, saat
terjadi peperangan berteriak “Empang ka Hulu-Empang ka hulu”: yang artinya
hadang mereka (orang Aceh) jangan biarkan mereka menginjakkkan kakinya ditanah
kita . Dari kata tersebut lahirlah kata Bangkahulu atau Bengkulu, bangsa
Inggris menyebutkannya dengan Bencoolen.
Wilayah Bengkulu telah didiami penduduk sejak
zaman prasejarah, hal ini ditunjukan dengan ditemukannya prasasti dibagian
utara Bengkulu, yaitu bangunan megalitik type dongson dibagian selatan
Bengkulu.
Dalam sejarah Bengkulu terdapat kerajaan-kerajaan
kecil yaitu : Selebar, Sungai Serut, Empat Petulai, Indra Pura dan beberapa kerajaan
lainnya.
Kerajaan Selebar merupakan salah satu kerajaan di
Bengkulu yang telah melakukan perdagangan ke luar negeri yang ditandai adanya
perjanjian dengan Perusahaan Hindia Timur Inggris pada tanggal 12 Juli 1685.
Dalam perjanjian itu disebutkan bahwa Raja Selebar memberikan hak kepada
Inggris untuk membangun gudang dan benteng, hal ini merupakan salah satu
penyebab runtuhnya Kerajaan Selebar.
Pada tahun 1712 Yoseph Collet diangkat menjadi
Deputi Gubernur, ia meminta izin untuk menggantikan benteng York dan membangun
sebuah benteng baru diatas karang, sebuah bukit kecil yang menghadap ke laut
sekitar 2 Km dari benteng York. Pada tahun 1714 dimulailah pembangunannya dan
selesai pada tahun 1718. Yoseph Colet menyebutnya benteng "Malborough"
yang merupakan Duke Of Malborough pertama yang diangkat menjadi pahlawan
nasional setelah ia memenangkan sejumlah pertempuran melawan Perancis dan
musuh-musuh lainnya.
Pada masa pemerintahan Thomas Stamford Raffles
tahun 1818 – 1824 Bengkulu menjadi terkenal.
Pada Tahun 1825 Inggris yang menguasai Bengkulu
melakukan tukar menukar dengan Belanda yang menguasai Malaysia dan Singapura.
Belanda selanjutnya menempati benteng Malborough sampai perang dunia II yang
pada akhirnya semua wilayah Sumatera diduduki tentara Jepang sampai Jepang
menyerah kalah pada tahun 1945. Setelah kemerdekaan RI tahun 1945 benteng tersebut digunakan oleh TNI dan polisi
sampai tahun 1970. Setelah kemerdekaan RI Bengkulu merupakan salah satu
Keresidenan di Provinsi Sumatera Selatan, baru pada tahun 1968 Bengkulu
terwujud menjadi Provinsi yang berdiri sendiri dan lepas dari Provinsi Sumatera
Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar